Visit Greenpeace.org and help save the climate.

Bagi siapapun yang ingin melangkah bersamaku, marilah kita melangkah bersama. Langkahku berjalan seperti apa adanya aku, karena hidup hanya untuk ditapaki.


namakuthony

Friday, February 23, 2007

siapakah aku???

Banyak cerita yang akan kutulis, banyak kata yang akan ku ungkap..
apakah terlalu, apakah tidak?
kata tanya yang aneh!

Aneh??
yup! aneh adalah aku, aku adalah aneh..
karena aku memang terlahir aneh..
adakah anak kecil lain yang terlahir bisa melihat Jin??
adakah anak kecil lain yang sejak kecil mempunyai teman khayalan karena kesendiriannya?
adakah??
adakah??

Banyak yang belum mereka ketahui tentang diriku, seperti apa yang belum aku ketahui tentang mereka, karena hidup memang proses untuk saling mengetahui satu sama lainnya...

Hmm...
Hidup memang belajar sabar, karena terlalu banyak sabar dalam hatiku...
selama tidak kutahan rasa itu, mengapa tidak??
Ahh.. sudah terlalu pagi untuk banyak omong tentang alam ini...





Bedanya Aku dengan Kau

Pencinta sejati bisa melihat dengan jelas semua yang dilakukannya…
Pencinta biasa hanya bisa menikmati detik demi detik dari perjalanan cintanya…

Pencinta sejati tahu akan resiko yang dihadapinya, meskipun ia tidak pernah belajar, tapi ia selalu siap dengan segala resikonya…
Pencinta biasa belum tentu tahu akan resiko yang akan dihadapinya, tapi ia terkadang belajar dari kejadian yang ia hadapi, karena kekecewaan dari pengharapan yang ia buat…


Meskipun, terkadang, belum tentu….


Ahh.. hidup memang selalu penuh dengan kemungkinan…

Cinta putih

Seperti menghisap rokok putih…
Meskipun tahu rasanya kering dan pahit, tetap saja dihisap…
Seperti itulah cinta…

Meskipun tahu kalau ini hanya sementara, tetap saja dijalani…
Terbang dan tenggelam…
Berproses, dan mencari…

Aku hanya mencari,
meskipun mulut mengklaim lain,
hati tetap jelas melihat sebagai penunjuk arah fikir yang sehat…

Sadar akan gundah

Kembali menikmati galaunya hati ternyata indah juga….

Saat mata yang mengantuk terkalahkan dengan kesunyian dan kesendirian diri tanpa hadirnya kepingan hati yang berserak entah dimana…

Menikmati kelip bintang dihati, yang kadang berkelip terang, dan kemudian tenggelam,
mempunyai ritme tersendiri dalam derap denyut langkah hati…

Lama kunanti rasa ini kembali datang…
Lama tak kurasa…


Ah, sudahlah, yang penting aku sadar kalau rasa ini telah datang…

Dedicated to my angeL....

I don't know how many sweet words I have conjured into your mind,
But, tell me, do you remember them all?
Relentless of what you do everyday.

Do all the words remain intact within your mind?
Does it please you when you are unpleased?
And does it intrigue you when you are unreleaved?

I don't know how many words I have conspired within a given line,
But, tell me, have you learned them all?
Regardless of what is written,
Do all the words rhyme within the given line?
Does it inform you when you are uninformed?

And does it excite you when you are forlorned?
I don't know how many words
I have said that I can say is mine,
But, tell me, have you heard them all?

Needless of all that have been said,
Do all the words I bestow upon you signal some sort of sign?
Does it merry you when you are sad?
And does it lecture you when you are bad?

I don't know about others but I think we are just fine,
But, tell me, have you told them all?

Heedless of what we do,
Do you know that I am happy just because you are my Valentine?
Does it delight you that I belong to only you?
And does it move you that my love for you is forever true?

Enchanted Dream

I soared upon the starry skies
I sang of angels lullibies
I saw the light of silver dreams
And waded deep in diamond streams.

I heard the laughter of childrens play
And danced upon the sunlit rays
I heard the echo of silver chimes
As destiny and love intertwined.

I touched an angels ivory wing
And listened to their chorus sing
I held a dove within my hand
And layed upon the ruby sand.

I dreamed a dream of endless time
Where golden moons forever shine
I breathed within loves purity
The day you gave your heart to me.

fallin' in love?? or in love??

"falling in love" : "jatuh cinta" atau... "jatuh karena cinta" ????


kita jatuh dan terluka karenanya, menerima sesuatu yang bersifat temporary, nothing everlast forever.... or, hanya menyadari kalau kita sedang berada di dalamnya....

in other words "in love" :)

2 kata yang serupa tapi tak sama dalam pemahaman'nya dan penerimaan'nya.... :)

Geezz... I think i'm in love with you... or, I think i'm falling in love with you????

jatuh didalam cinta bersamamu??? atau, berada didalam cinta bersamamu???

silahkan pilih sendiri.... :)

Advice to Marpa Lotsawa

Do not make the eight worldly dharmas the goal of your life.
Do not create the bias of self and other, grasping and fixation.
Do not slander friends or enemies.
Do not distort the ways of others.

Learning and contemplation are the torch that illumines the darkness.
Do not be ambushed on the supreme path of liberation.

Previously, we have been guru and disciple;
Keep this with you in the future; do not give this up.
This precious jewel of your mind,

Do not throw it in the river like an idiot.
Guard it carefully with undistracted attention,
And you will accomplish all needs, desires, and intentions.

Realisation of Dreams and Mind


Under the hand of glorious Advayalalita
Are the vajra brothers and sisters whose minds do not differ.
Headed by Sri Gunamati,
Dakas who are sitting in the right hand row, listen to me!

After them,the secret yoginis,
Headed by the consort Sukhavajri,
Dakinis who are sitting in the left hand row, listen to me!

Generally,all Dharmas are illusion.
Dreams are exalted as special illusion.
Early in the night, dreams arise born from habitual patterns.
There is nothing whatsoever to rely on there.
At midnight, the deceptions of Mara appear.

One should not trust in these.
At dawn, there are prophecies by the devas.
How wondrous, how great indeed!

At the break of dawn this morning,
The great lord master appeared
And taught the Dharma which revealed the ultimate.
This is the unforgettable memory of what Maitripa said:

"In general, all Dharmas are mind.
The Guru arises from mind.
The Guru is nothing other than mind.
Everything that appears is the nature of mind.

This mind itself is primordially non-existent.
In the natural state, unborn and innate,
There is nothing to abandon by discursive effort.
Rest at ease, naturally, without restriction.

This can be shown by signs:
A human corpse, an outcast, a dog, a pig,
An infant, a madman, an elephant,
A precious jewel, a blue lotus,
Quicksilver, a deer, a lion,
A Brahman, and a black antelope; did you see them?" Maitripa asked.

The realization of the truth was shown by these signs:
Not fixated on either samsara or Nirvana,
Not holding acceptance or rejection in one's being,
Not hoping for fruition from others,
Mind free from occupation and complexity,
Not falling into the four extremes,
Nonmeditation and nonwandering,
Free from thought and speech,
Beyond any analogy whatsoever.

Through the kindness of the Guru, I realised these.
Since the experience of these realisations has dawned,
Mind and mental events have ceased,
And space and insight are inseparable.
Faults and virtues neither increase nor decrease.
Bliss, emptiness, and luminosity are unceasing.
Therefore, luminosity dawns beyond coming or going.

This transmission of the innate, the pith of the view
Through the sign meanings which reveal the unborn,
I heard from the great lord master.
The reason why I sing these words
Is the insistent request of the honourable lords.
I could not refuse the Dharma brothers and sisters.
Dakinis, do not be jealous!

Thursday, February 22, 2007

KISAH SANG PROFESOR & SI NELAYAN


Suatu hari bertemulah dua orang sahabat lama di kampung pesisir sebuah pantai.
Keduanya dulu sahabat dibangku SD dan SMP. Atas perjalanan sang waktu dan kesempatan maka selepas dari SMP maka mereka menjalani kehidupan masing-masing, yang satu pergi merantau ke kota untuk meneruskan jenjang pendidikannya hingga menjadi Professor dan satunya tetap tinggal di kampung nelayan menjalani kehidupan menjadi nelayan
sejati.

Rentang waktu beberapa puluh tahun maka suatu hari Sang Professor pulang kampung mengunjungi sanak-saudara dan keluarga beserta teman-teman lamanya.

Bertemulah kedua sahabat itu dan kemudian saling melepas kangen. Sebagai bentuk reuni mereka maka teman yang berprofesi sebagai nelayan mengajak temannya yakni Sang Professor untuk naik perahu kecil memancing ikan ke tengah lautan. Dalam perjalanan ke tengah laut terjadilah dialog yang menarik antara dua kawan lama ini.

"Apa kamu bisa bebahasa inggris?", tanya sang professor kepada si nelayan.
"Wah, terus terang saja saya tidak sempat belajar bahasa Inggris karena aku hanya belajar sampai SMP dan kemudian menjadi nelayan setiap pagi & sore." jawab si nelayan dengan ringan dan sedikit malu-malu.

"Rugi sekali kamu tidak bisa bahasa Inggris, dengan bahasa Inggris kamu bisa mempelajari aneka ilmu, berkeliling dunia, merantau dan bisa menjadikan kamu kaya raya. Sebaliknya jika kamu tidak bisa bahasa Inggris berarti kamu sudah kehilangan 50% hidupmu", saut sang
professor dengan nada yang mulai menampakkan keunggulan & kesombongannya.

Kemudian professor bertanya lagi, "Kalau ilmu matematika kamu bisa tidak?".
Dengan malu yang makin besar, maka suara lirih sang nelayan menjawab parau, "Apalagi ilmu matematika, kamu tentu tahu sendiri lah dengan bekal aku cuma lulusan SMP pasti tidak tahu banyak tentang Matematika".

Jawaban si nelayan menjadikan sang professor makin besar kepala dan merasa lebih dari sahabat lamanya.

Tiba ditengah laut tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung, dan ombak hujan bercampur angin lebat menerpa perahu kecil kedua sahabat tersebut. Melihat kondisi ini sang professor menjadi sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepian perahu.

"Tenang saja kawan, ombak ini insya Allah tidak akan membinasakan kita. Ini biasa terjadi kalau cuaca seperti ini", celetuk si nelayan memberikan penerangan kepada sang professor.
"Kita tidak usah takut. Jika ombak menghempaskan perahu ini maka kita tinggal berenang beberapa ratus meter dari sini, maka kita akan sampai ke daratan pantai", tambah si nelayan.

Mendengar ucapan itu maka makin takutlah sang professor dan mendekap erat si nelayan.
Sang professor kemudian berkata, "Justru karena saya tidak bisa berenang maka saya takut jika perahu ini terbalik dan ombak menghempasakan kita di tengah laut", berkata dengan penuh ketakutan.

"Wah percuma kamu jika jadi professor tidak bisa berenang, kalau tidak bisa bahasa Inggris & Matematika tadi kamu katakan akan kehilangan 50% hidupmu, tapi jika saat ini kamu tidak bisa berenang maka kamu akan kehilangan 100% hidupmu".

[Belajarlah menghargai orang lain, sekecil dan serendah apapun kemampuan dan keadaan orang tersebut, belum tentu kita lebih baik dari dirinya ....]

bacalah....

sesuatu yang dekat dengan kita terkadang luput dari perhatian kita...
tetapi sesuatu yang jauh dan kadang susah untuk diraih..
kita menggebu-gebu untuk meraihnya tetapi ia malah menjauh dan menghilang....

Bahagia????

Jika kau merasa hidupmu tak pernah bahagia,cobalah untuk membuat orang lain bahagia.. Niscaya kau pun akan dapat merasakan kebahagiaan yang kau timbulkan..

Apabila kau masih belum dapat merasa bahagia, cobalah untuk melihat kebahagiaan orang lain saja...
Dan kau pun akan turut merasakan kebahagiaannya..

Apabila kau masih belum dapat merasakan apa arti sebenarnya dari kebahagiaan itu..
Maka bertanyalah pada jiwa dan hatimu, Apakah mereka telah mati???

Wednesday, February 21, 2007

Orang Baik dan Orang Jahat

Suatu hari, seorang bhiksu cilik berlari menemui gurunya. "Guru, anda mengatakan orang yang baik dan jahat boleh diselamatkan. Tapi orang jahat sudah kehilangan Watak Sejatinya, bagaimana bisa disebut sebagai manusia lagi? Jika bukan manusia maka tentu tak perlu diselamatkan!" tanya bhiksu cilik.

Gurunya diam tanpa menjawab pertanyaan muridnya.
Lalu Sang Guru menulis huruf `wo` (aku) dengan cara penulisan terbalik. "Apa ini?" tanya Gurunya "Ini adalah sebuah huruf tapi ditulis terbalik," jawab bhiksu cilik itu. "Huruf apa ini?" "Huruf 'wo'!" "Huruf 'wo' yang ditulis terbalik ini, apakah termasuk sebuah huruf?" tanya Gurunya. "Tentu saja tidak!"
"Kalau tidak, mengapa kamu tadi mengatakan ini adalah huruf 'wo'?" "Ya, termasuk!" segera bhiksu cilik meralat ucapannya.
"Jika ini termasuk sebuah huruf, mengapa kamu mengatakan ini terbalik?"

Bhiksu cilik terdiam. Bingung harus menjawab apa. "Huruf 'wo' adalah huruf. Huruf yang ditulis terbalik juga adalah huruf. Kamu mengatakan ini adalah huruf 'wo' dan kamu juga tahu huruf ini ditulis terbalik. Ini dikarenakan di dalam dirimu betul-betul mengenal huruf 'wo'. Namun sebaliknya bila kamu tidak mengenal huruf, sekalipun saya menuliskan dengan terbalik kamu juga tidak bisa membedakannya. Tapi setelah ada orang memberitahukan kepadamu dan kamu melihat huruf 'wo' yang sebenarnya, maka kamu tentu akan mengatakan ini adalah tulisan yang terbalik!" jelas Gurunya.

"Demikian juga halnya dengan manusia.
Orang baik dan jahat sama-sama manusia. Yang paling penting kamu harus mengenal wataknya. Saat berjumpa dengan orang jahat, bimbinglah dia menuju watak sejatinya. Maka tidak akan sukar lagi diselamatkan!"

Tuesday, February 20, 2007

My limitation! Thou art as a mote in the eye of my soul.

The exact meaning of the inner life is not only to live in the body, but to live in the heart, to live in the soul.

Why, then, does not the average man live an inner life when he too has a heart and a soul?
It is because he has a heart, and yet is not conscious of it; he has a soul, and knows not what it is. When he lives in the captivity of the body, limited by that body, he can only feel a thing by touching it, he sees only by looking through his eyes, he hears only by hearing with his ears.

How much can the ears hear and the eyes see? All this experience obtained by the outer senses is limited. When man lives in this limitation he does not know that another part of his being exists, which is much higher, more wonderful, more living, and more exalted.

Once he begins to know this, then the body becomes his tool, for he lives in his heart. And then later he passes on and lives in his soul. He experiences life independently of his body; and that is called the inner life. Once mart has experienced the inner life, the fear of death has expired; because he knows death comes to the body, not to his inner being.

When once he begins to realize life in his heart and in his soul, then he looks upon his body as a coat. If the coat is old he puts it away and takes a new one, for his being does not depend upon his coat. The fear of death lasts only so long as man has not realized that his real being does not depend upon his body.


Electropop

Electropop (also called Technopop) is a form of synth pop music that is made with synthesizers, and which first flourished from 1978 to 1981. Electropop laid the groundwork for a mass market in chart-oriented synthpop, but later became seen by musicologists as merely a subgenre of synthpop. Numerous bands have since carried on the electropop tradition into the 1990s and 2000s.

Electropop is different from synthpop because it is often characterised by a cold, robotic, electronic sound, which was largely due to the early limitations of the analog synthesizers used to make the music. The alienated deadpan lyrics usually have a science-fiction edge to them, and do not use the "boy meets girl, boy loses girl" theme that was so common among mass-market chart-topping new wave synthpop from about 1981 onwards.

Most electropop songs are pop songs at heart, often with simple, catchy hooks and dance beats, but differing from those of electronic dance music genres which electropop helped to inspire — techno, dub, house, electroclash, etc. — in that strong songwriting is emphasized over simple danceability.